Berbagi kumpulan tips terbaru dan puisi paling romantis

Sunday, November 14, 2010


puisi romantis, puisi selamat tidur, puisi cinta dan puisi sahabat. blog puisi romantis kali ini akan posting .

RAHASIA HATI

SAJAK 1
Raihani Mohd. Said                                                                                                          ISTANA KEMERDEKAAN

Asas istana ini
kitalah yang meletakkannya.
Tegak atau robohnya
kitalah yang menentukan.
Hanya inilah sanggar
tempat kita menyemai cinta,
hanya inilah pusaka permai
yang kita ada.

Istana ini tiangnya adalah sejarah
yang menyimpan seribu rentetan silam.
Bermula dari kisah panjang dari Srivijaya
hingga terbinanya sebuah empayar megah berkuasa!
Empayar yang pernah menjadi realiti
tetapi kini hanya tinggal mimpi.
Pasir Salak, Naning, Bumi Semantan
adalah saksi yang menyimpan peristiwa berdarah.
Maharajalela, Dol Said, Datuk Bahaman
mewariskan pada kita api semangat,
menghembuskan pada kita nafas perjuangan,
menginsafkan pada kita
nilai hak kebebasan.

Rounded Rectangle: RAHASIA HATI  Kalau dapat ku lepaskan rasa Kalau dapat ku katakan apa yang ku simpan di dalam dada Kau akan tahu apa maknanya rindu Apa ertinya kasih Apa maksudnya sayang Apa nilainya cinta Kau akan tahu betapa besarnya pengorbanan Betapa besarnya harapan Betapa kuatnya kesetiaan Betapa tulusnya kejujuran Betapa benarnya perasaan Yang Cuma termampu untuk disimpan Begitu dalam untuk diluahkan Aku ada perasaan…. Yang tidak dapat ku jelaskan…. - d-kashih - “ aku menyintai mu…..”
Cubalah kita toleh sejenak
akan jerih-perih duka semalam.
Cubalah kita renungkan dengan mata fikir
serta belajar dari pengalaman
erti sebuah kemerdekaan.
Janganlah pula kita biarkan
lok tujuh keramat yang pernah mereka
benamkan ke dada penjajah
tertikam diri kita kembali.


Jangan pula kita biarkan anak-anak generasi
Menumpang di tanah Warisan sendiri.
Setelah 446 tahun dipijak
apakah mahu dipijak lagi?

Istana ini dindingnya pembangunan dan kemajuan,
bumbungnya kedamaian dan keharmonian.
Satu misi, satu visi,
yang perlu kita sempurnakan.
Di sini rumah kita yang tercantik,
di sini rumah kita yangterbaik.




SAJAK 2

Ahmad Sarju                                                                                                                        MASIH ADA

Masih ada yang melentur budi
masih ada yang melukai hati
masih ada yang mengasah tajam perselisihan
masih ada yang melebarkan perseteruan peribadi.

Mengapakah terlalu sukar mencari kebenaran di bawah langit terbuka
sedang bijaksana kita miliki memulihkan teguh warga bersatu
antara pemahat waktu, pengukir sejarah dan perakam perubahan
masih ada yang kekal melayari kejahilan tak terdaya membuka minda
masih ada yang berjiwa hamba tak berupaya mengubah arah
sebenarnya kemelut watak ingin menjadi wira bangsa
sulit yang berangkai teliti dihalusi untuk menentukan simbol diri
harus ada ketetapan menyita atau disita
hukum yang ditentukan walau bukan hukuman yang hakiki.

Mengapakah masih menghunus ancaman merebakkan fitnah
lidah yang selalunya diajar berlembut bertukar menjadi tedung liar
suara yang selalunya diajar bersopan bertukar menjadi kilauan pedang
terlalu mudah untuk menabur sengketa dan mendidik kebencian
siapa yang harus dipuja siapa pula yang harus melepaskan kuasa
siapa yang harus terpaksa mengalah siapa pula harus rela berpasrah
kebenaran itu menjadi tidak benar kerana kebenaran itu singgah
kebenaran yang diatur ketajaman lidah
dan terpedaya oleh kepintaran berhujah.

Masih ada yang menolak realiti
masih ada yang mencari hakiki
masih ada yang mencari bangsa yang sejati
masihkah kita mencari lagi?

Klang
27 Ogos 2001

















SAJAK 3

Lim Swee Tin                                                                                                                 AKANKAH MEREKA KE SANA

Mereka berkuda ke suatu tempat yang jauh
meninggalkan keluh kesah dan hingar-bingar suara manusia
mereka disambut tenang gunung, hening rimba
pancuran air kasih sayang di batu-batu
dan aroma angin tak terhingga dari segenap penjuru.

Lalu tibalah mereka di padang lapang
kerana hidup masih banyak perburuan
mimpikan fajar bersih, nyanyian-nyanyian manis
padukan kudrat, meniti jernih menggenggam rahmat
fitrah insan dalam syukur dan keredhaan.

Kemudian bermulalah pertemuan
kata disusun dengan cermat
kias dan sindir dibiarkan sedikit
tulus melurus denai dan jalan ke hujung terowong
Terowong berbelit lama membeliti nasib tak terhitung.





Mereka melihat rama-rama bersatu
mereka mendengar lebah-lebah berlagu
mereka memaut lalang-lalang memanjang
mereka mendongak bintang-bintang gemerlapan
mereka mengusap bilah-bilah malam merapat
mereka tunduk menyeka air mata yang pekat.

Akankah mereka ke sana!



















SAJAK 4

Aksara Merdeka                                                                                                           MENTERA ANAK WAWASAN

Kalian,
Jika keris pusaka ini diasamlimaukan
kalau tanjak pahlawan ini dimahkotakan
pasti alun hidup akan terjurus
pada satu arah dan matlamat;
berkata dengan santun dan berbudi
menyanggah secara halus dan bererti
tepak sirih dihulur, salam bersahut
maka pekerti akan datang sendiri
berdiri sebagai bangsa yang satu
bersila sebagai bangsa bermartabat
dalam persada iman dan takwa.

Pada tujuh petala langit
pada tujuh petala bumi,
turunkan semangat pahlawan bangsa
pada anak-anak wawasan
yang berkeliaran di kaki lima,
asapkan mereka dengan semangat perwira
agar mereka menjadi pahlawan setia bangsa.


Hei ,,,anak-anak wawasan
kini bukan lagi masa untuk bersandar lena
atau asyik bersembang di kaki lima,
kita mesti mengejar masa
kita mesti mengukuh kuasa
agar kita setara dengan segala bangsa.

Hei ,,, anak-anak wawasan
ruang yang luas mesti dirampas,
sekali tercicir bererti gelincir
sekali terlepas bangsa melepas.

Kita jangan papa jadi perempat
dan peminta di tanah sendiri
kita jangan celaka jadi penyengat
dan petualang jalang mengotorhitam persada suci.

Usah lalai dengan kemerdekaan
jangan leka dengan kebebasan
perjuangan kita baru bermula
esok lusa siapa yang punya.

Kuala Lumpur
2 Feb 2000
Aksara Merdeka


SAJAK 5

S.Panit                                                                                                                           KAMPUNG HANYIR

Jalan-jalan di tepian kain berbunga
memagar indah senyum bergerigi gunting
mengacip cakap-cakap kecil bernafsu
tidak cukup untung hutang bertambah
usia semakin kabur mencabar arus
muda yang terbang patah sayap
dari pulau ke pulau bertolak pulang
angin dan malam pasti di kuala
tetamu gila mencatat kesyukuran
suatu perjalanan sedang berkembang

Sampah sarap mengempang tidak tertahan
anak-anak ikan menggelepar terdampar
helang dan gagak berebut berkelahi
bangkai tiada berbau lagi
lalat langau ghairah menghurung tanah
benteng pecah banjir kampung hanyuir

Hujan masih turun pasang rabung menggila
kail dan jaring tidak bermain lagi
patah kaki cekal pasrah Ilahi
entah nasib dan takdir belum terbela
ada lembaga bersuara tenggelam
lebih dalam air menyapu jendela
tiga malam lilin dan api tidak menyala.


19 Julai 2004





















SAJAK 6

Abdul Hadi Yusoff                                                                                                             BUNGA PUSAKA BANGSA

Titis manis tidak selamanya madu kasih
cambah kembang di laman layu bertindih
kami di ruang pandang memanggil hulubalang
pulang menyemai benih waja
di bumi amuk dendam menyala.

Pahlawan
kubersila tujuh musim berdoa
di kamar gua mencanai ikrar
kuundang cita menebus hak
di lembah hanyir kita menimbus lopak.

Kembali berdiri di puncak Tahan
membalut duka bangsa terhempas
ke lereng terhimpit sengat durjana
tiba-tiba dinding rentung runtuh bumbung
memadam api di gelegar mimbar terbakar.

Kembalilah menyiram wangi
di bawah fajar menghampar permaidani damai
menabur benih kasih di taman-taman
pada kuntum bunga pusaka bangsa.

Kujunjung sumpah Mat Kilau, Bahaman
Kusanjung langkah Tun Razak, Warisan.
























SAJAK 7

Marzuki Ali                                                                                                                          KALAU SAMPAI WAKTUNYA BERLARA

kata orang seperti tempat mandi
tak mungkin lewat dingin pagi
begitu pandai taulan sepermainan
seperti ingin kembali ke zaman silam

            + kalau ada rasa
            dapat kembali merasakan
            kaulah itu kenangan
            yang tak berubah
            dan tua!

kata kita berjanji itu harapan
lalu mengingkari ini beralasan
baik membisikkan untaian cinta
menjadi rindu menjarak lupa

            + kalau ada dendam
            yang terungkap dalam seksa
            kaulah kekasihnya terlarang
yang tak pernah
menyatakan sayang!

kata kitab biar negara agung
kemudian bisa runtuh jadi debu kosong
namun nila coretan pengarang
terbaca tinggalan warisan

            + kalau yang berterus terang
            dan sanggup berpantang
            tentu saja dibilang kekasihnya
            siapa pun tidak kau
            atau dia kecewa!

kata diri membilang sepi hari
mendengarkan bahasa angin menari
pada pasir pantai ada jejak
yang hilang disapu ombak

NABAN
            + kalau aku kewalahan nota
            dan kau bahagia jua
            akulah prometheus sengsara
            hilang rupa terlara.

Kota Kinabalu, 1996




SAJAK 8

Mattaib Nordin                                                                                                                    MUSIM PERJUANGAN

Pokok persoalannya; kita
menjadi penyokong atau pembangkang
di jalan tengah atau bertindak sederhana
sebaiknya tak perlu dipersoalkan!

Teramat penting di sini –
berikan sayap kebebasan memilih
dan membuat keputusan:
antara minat dan sarat hasrat
cita murni dan nyanyian hari depan
perlulah diri kita tentukan!

Perjuangan sebenarnya –
tidak perlu bersikap ragu
atau berpura-pura
berselindung di sebalik bayang diri:
sedangkan hati berduka pedih
wajah bertopeng manis

Relakah diri diperkudakan
demi kebahagiaan orang lain?

Di tengah musim perjalanan ini –
segalanya menuntut keterbukaan
dan kerasionalan
hati saling faham-memahamkan!

Ayuh, mari dirikan kota lebebasan
buat meneruskan visi perjuangan!

Kuala Lumpur


















SAJAK 9

Mahaya Mohd Yasin                                                                                                                JATI DIRI

Pohon jati diriku
kelahiran sinar mentari setengah abad
bergerimis berpelangi
mengheret kepastian dan harapan
sebuah tanggungjawab

Setiap helai daun
merelakan cinta dan cita
kekadang melayang ataupun
bercambah kehijauan mendepani zaman
sebuah kepastian.

Setiap cabang dan ranting
mencapah kepelbagaian impian
pada diri, keluarga, bangsa dan agama
mengimbang emosi dan minda
sebuah kewujudan

Batang menegak usia
menahan pancaroba dan segala
tergugah dan tergugat pada ketika-ketika
gah dalam kesedaran demi sebuah peranan

Seluruh pohon ini tunjang
paksi akar keimanan
mengengsot ke hala mula
berlangir keinsafan
demi sebuah tuntutan.

Perisa, 2000



















SAJAK 10

Amaruszati Noor Rahim                                                                                                  NAZAM KECINTAAN

Inilah nazam kecintaan
dari bumi tanah air permai
menitipkan kasih ingatan
untukmu, anak watan di seberang.

Dalam sejuk salji yang menikam tulang
dari seri tulip yang berganti silih di kota orang,
jangan sesekali engkau lupa
pada gelora tengkujuh yang menggulung makna
dan merah bunga raya yang memarakkan
semangat cinta juang berani di tanah air Malaysia.

Kalau si mata biru atau si rambut bulu jagung itu
bertanyakan tentang hitam rambutmu dan sawo kulitmu,
janganlah engkau malu bercerita tentang
siasah susur galur asal bangsa keturunan
yang utuh memegang susila nun jauh di timur.





Banyak yang dapat engkau khabarkan, anak watanku
tentang akar sejarah kita yang berambak dan berampak di tanah
usia, berselirat dan berselisir di padang hidup,
banir riwayatnya menyokong pohon tamadun nan berimbun,
menjadi tempat anak bangsa bernaung.

Ceritalah lagi
tentang orang-orang tua kita dulu
mempertaruhkan nyawa di medan juang
setelah maruah dan martabat bangsa
berlimburan di tanah air sendiri
dan dengan bangga yang sarat di dada
beritahulah mereka

segala yang bernama harga itu
telah kita kembalikan ke pangkal asal
malah bersinar gilang-gemilang
dengan semangat dan pimpinan keberanian jitu
pemimpin-pemimpin terbilang.

Engkau anak watan di bumi orang
kejapkanlah peribadi dan harga diri
agar martabat bangsa dan maruah negara
dikenali menyerlah wibawanya.



Janganlah engkau malu-malu kerana
hitam rambutmu itu menyimpan harum sejarah perjuangan
dan sawo kulitmu menaruh darah juang kehidupan.

Add caption
Nazam kecintaan
memohon restu Tuhan
untuk sekalian watan.

Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Puisi Romantis

0 komentar:

Post a Comment