Kata tak bersuara
Menjelma dimana dan ketika apa saja
Keangkuhanku memerintahkan aku untuk tidak mendengarnya
Topeng yang aku kenakan selalu menuntut aku untuk menjadi juara
Dongeng indah cerita dunia Beserta nyanyian merdunya
Membelai mata membuai jiwa
melelapkan diri di indah mimpi tidur panjangku
Walau Jelaga itu adalah selimut tebalku
Istana imajinasi dengan segala cara selalu memacuku untuk menelan habis dunia
Menjadi raja tak bermahkota yang memalsukan diri dibalik apa saja
Liar di atas altar tak berlatar
Bengis di sela selaksa isak tangis
Berdiri sombong tuk sembunyikan jiwa yang kosong
Hingga di akhir kalimat
Di timbunan tinta terakhir saat ini
Namamu menjulang tinggi
Menembus langit
Menembus bumi
Masih sama dan tiada berubah sepersekian apa saja yang terhalus
Jauh tak berjarak
Dekat tak bersentuhan
Dimanapun aku menghadap
Disitulah dirimu
Putaran roda pedati tak mungkin akan kutahu kapan berhentinya
Dan engkau masih terus menghadirkan mimpi-mimpi indah untuk dibeli
Kau manjakan aku dengan memudahkan jalan yang aku lalui
Kau belai lembut jiwaku sempurna tak bercela
Kau selimuti aku dengan kasih sayang tak berbatas
Namun mengapa cintaku masih untuk dunia milikmu
Ketika harta masih di damba dan tahta masih mulia
Ketika itu pula kau tetap sempurna
Kau perkenalkan dirimu sebagai roh kehidupan mayapada
Kau titipkan semesta luas tanpa harap berucap balas
Hanya janji yg pasti di kalimatmu,."nikmati semua namun pasti akan ku tanya"
Namun mengapa aku masih mendua dari engkau yang esa
Kasih,..
Sujud kuhaturkan atas kata tak bersuara
Segala sanjung puja dan puji semoga dapat terangkai hanya untukmu
Kumohon ,.
Selalu kau limpahkan denging itu untukku
Dan aku,.
Mulai mengenalnya sebagai kalimatmu yang kuasa menarik diri dari kelancangan pribadi
Agar di hari akhir rahasia tuk penuhi janji
Aku dapat tegak berdiri
Bangun dan hidup kembali
Dengan senyum merekah
Karena pesona karya pahatan pribadi diri
Dapat engkau cintai
By. BabelQ
22 Januari 2010 pukul 1:00
0 komentar:
Post a Comment